ahmad sultonul ma'arif


Kamis, 31 Mei 2012

Tentang Galau


GalauGalau.. Kata inilah yang sedang menjadi tren di sekitaran ABG. Bahkan salah satu operator telekomunikasi di Indonesia mengeluarkan produknya yang bernama “Anti Galau”. Sebenernya apa sih arti kata Galau ini?
GALAU, versi Kamus Besar Bahasa Indonesia :
ga·lau a, ber·ga·lau a sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak keruan (pikiran);
ke·ga·lau·an n sifat (keadaan hal) galau
GALAU, versi Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi V Halaman 407 (2008) :
Galau berarti kacau (tentang pikiran); Bergalau berarti (salah satu artinya) kacau tidak keruan (pikiran); kegalauan berarti sifat (keadaan hal) galau.
GALAU, versi Google Translate dan Kamus Indonesia-Inggris John M. Echols dan Hasan Shadily :
Bahasa Inggris galau adalah hubbub atau confusion. Yang artinya, galau lebih menonjol kepada sebuah suasana pikiran yang sedang dilanda kebingungan.
GALAU, versi bidang psikologi :
Sebuah keadaan dimana kejiwaan seseorang yang memiliki rasa kurang percaya pada sahabat-sahabatnya. Dengan kata lain, saat ia memiliki sebuah masalah (lebih cenderung kepada hal percintaan) orang tersebut tidak mempercayai saran-saran dan keberadaan orang-orang terdekatnya, cenderung lebih mencintai kesendirian, kesakitan dan ketersesatan, merasa tidak (kurang) diperhatikan atau dicintai oleh orang-orang di sekitar, mencari perhatian dan merasa patut di kasihani dengan melakukan aktifitas “update status” pada situs jejaring sosial dengan kalimat-kalimat yang bermakna sakit hati dan kekecewaan, tidak percaya sepenuhnya pada rencana TUHAN.
GALAU, versi Gugling :
Galau biasanya mewakilkan suasana hati seseorang yang sedang dalam keadaan susah, gelisah, gundah gulana, bingung, serba tidak enak dan semacamnya. Galau seperti rasa sedang jatuh cinta. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak (padahal kondisi mengantuk dan lapar).
GALAU, versi anonim positif :
GALAU = God Always Listening Always Understanding
Contoh kata-kata galau:
* Anak muda memang suka berangan angan, memang susah kalo cinta bertepuk sebelah tangan
* Cinta aku ke kamu ‘tu ibarat tali BEHA, saat renggang terasa menggantung.
* Kalo kamu tanya aku, kenapa wajahku muram. Jawabannya adalah karena kamu gak pernah tau perasaanku yang selalu mengharapkan cintamu
* Mendingan nahan laper deh dari pada nahan kangen
* Gue cemburu karna gue sayang sama lo, NGERTI !
* Hujan datang menyerbu.. dingin datang kepadaku.. aku sayang kepadamu.. tapi kamu ga’ sayang kepadaku..
* Kutub utara dingin membeku, seperti hatiku yang sudah membeku akan cintaku kepadamu
* Gue susah-susah mencari perhatian lo, tapi lo malah cuek, dingin bagaikan salju
* Setiap kamu sedih, kamu kesepian, kamu seneng, aku pasti selalu ada buat kamu tapi kenapa kamu lebih milih dia dari pada aku
* Malam ini dingin sekali, karena tak ada kamu disampingku
* Hatiku kau anggap kudapan, setelah habis kau biarkn dingin, buat apa kusimpan harapan, jika kau malah pergi dengan yang lain
* Menunggu CINTA mu itu seperti menunggu DAMRI jurusan kuburan, yang gak akan pernah datang..
Itulah beberapa contoh kata-kata galau yang sering saya jumpai dari beberapa status facebook dan twitter anak-anak remaja saat ini.
Tingkatan-Tingkatan Kegalauan:
Galau-Tingkat-Normal1. Agak Sedikit Galau
Galau ditingkatan ini masih berada di tingkat paling dasar. Biasanya orang yang sedang berada di galau tingkat normal ini hanya bersikap seakan-akan sedang memikirkan sesuatu sambil bengong dengan pandangan yang kosong. Contoh: duduk diatas kasur sambil melihat ke luar jendela diwaktu hujan, sambil pasang earphone dan putar lagu galau seperti Adele–Someone Like You atau lagunya Afgan-Hanya Jadi Sahabatmu, dll
2. Galau Sedikit Parah
Ciri-ciri yang mengidap galau sedikit parah, sedikit-sedikit ganti status BBM, Facebook dan Twitter. Contoh:
* Ganti status waktu lagi dengerin lagu galau
“#nowplaying (lagunya) jadi keinget kenangan masa lalu”.
* Ganti status waktu lagi duduk di sofa ruang tamu jadi inget perndah duduk sama mantan disitu
“dulu dia duduk disini sama aku..”.
Galau-Agak-Parah3. Galau Agak Parah
Ciri-ciri yang mengidap galau agak parah ini tiba-tiba pasang status atau tweet seperti ini:
“Sumpah gue nggak bakalan ngetweet lagi sampe gue lupain elo! EXIT”.
Tapi 5 menit kemudian, bahkan ga sampai 5 menit udah ganti status dan ngetwit:
“gak bisa.. gak bisa.. inget kamu lagi..”
4. Galau Akut
Galau-AkutGalau tingkat ini yang paling bahaya. Bisa-bisa karena kegalauannya ini, seseorang bisa jadi stress bahkan gila sampai-sampai ingin gantung diri di monas seperti Anas Urbaningrum.
Atau sampai pasang status dan tweet “Lebih baik aku mati saja kalau kau tidak bisa bersamaku, paling tidak temanilah aku malam ini”.
Kalau kamu sedang berada di tingkatan galau ini, segeralah berendam atau bershower.



by:

Senin, 28 Mei 2012

Tips menghilangkan GALAU

Pernyataan satu ini bener-bener nge pas banget sama aku. Iya, aku emang sering galau. Maka dari itu kenapa aku berencana buat ngepost sesuatu yg lagi ngetrend merajalela di kalangan anak muda ini hehe
Dan si orang tersebut juga ngasih tips nih buat ngilangin galau. Check this out :)
  1. Berhentilah untuk menyalahkan diri sendiri karena hanya akan membuat perasaan jadi semakin down. Berpikirlah kalau ini merupakan sebuah ujian dari Tuhan karena Tuhan sayang sama diri kita dan Tuhan mau menaikkan derajat kita di hadapan orang lain dengan ujian tersebut. Dengan begitu kita akan lebih percaya diri setelah ujian itu berhasil dilewati, karena ujian yang diberikanNya tidaklah diluar kemampuan hambaNya.
  2. Hadapi dengan senyuman, berpikir positif, dan tenang dalam menyelesaikannya. Dengan begitu, perasaan akan lebh terasa relax dan sadar bahwa masalah yang dihadapi gak’ seberat yang dibayangkan.
  3. Selalu aja merasa beruntung, agar bisa terus bersyukur atas semua nikmat dari Tuhan.
  4. Lakukan kegiatan positif dan berguna, lalu nikmatilah semua itu.
  5. Dengarkan lagu-lagu yang disukai
  6. Kumpul bersama teman-teman, kerabat, keluarga, lalu sharing dan curhat ke mereka. Tetapi jangan sampai salah pilih orang, karena bisa makin’ runyam ntar masalahnya. Bukannya nyelesain’ tapi malah nambah
  7. Hadapi yang akan terjadi, bukan malah menghindari dan takut. Jangan pernah berpikir untuk lari dari masalah. Masalah yang ada bukan untuk dihindari, tetapi untuk diselesaikan. Semakin dihindari, maka ia akan makin membesar. Menghadapi tidak selalu berdampak negatif, malah kebanyakannya berdampak positif. Justru menghindar akan makin membuat pribadi kalah dan merusak diri dari segi mental.
  8. Perbanyak beribadah. Meminta pertolongan dan petunjuk kepadaNya, dan temukan kedamaian ketika telah melakukan ibadah dan meminta solusi langsung kepada Sang Maha Esa.
*deg**mak jleb* yang ke 2 kalinya
Seletah baca semua itu, aku baru nyadar. Waktu aku galau, temen-temen pasti bilang gitu semua ke aku tapi aku gak pernah ngereken. Aku sibuk sama galauku. Bingung sendiri sama apa yg harus aku lakuin. Ujung-ujungnya ya galau lagi galau lagi :(
Capek juga sih aslinya. Dan setelah liat apa yg ada di atas, aku jadi sadar kalau galau itu gak guna. Isinya cuman nyalahin diri sendiri aja. Sekarang tiap mau galau harus inget sama blog ku ini deh, biar aku gak galau lagi hehe
Oke deh. Sekian ya. Semoga post ku ini bermanfaat buat temen-temen semua :)
Have a nice day, good bye,  hindari galau :D ,and
tumblr_lkntrgg55r1qcxieko1_500

Sabtu, 19 Mei 2012

cheat the sim 2 pets


cheat the sim 2 pets

oleh Ahmad Sultonul Ma'arif pada 19 Mei 2012 pukul 13:58 ·
- Gnome cheat : L1, L1, R1, X, X, Atas

- Kuda sebagai peliharaan : Masukan cheat pada pilihan breed ketik L1, R1, X, Bulat, Kotak, R1, R1, X, X. 


- Upgrade seluruhnya The Pet Emporium : Masukan cheat pada saat dalam permainan ketik Kanan, Bawah, Kanan, Atas, Kanan, Bawah, Kanan, Atas

- Semua motif : Pada saat permainan berlangsung ketik X, X, segitiga, Kotak, Kotak, D-Pad bawah, bawah, kiri, kanan, kanan. 

- Membuka semua keturunan : Saat Anda memilih anjing atau kucing ketik D-Pad atas, atas, bawah, kiri, kiri, kanan, Bulat, x, x, segitiga. 

- Membuka semua Objek : selama permainan ketik Segitiga, Bulat, Bulat, x, x, D-pad atas, atas, bawah, kiri, kiri, kanan

- Uang : Selama permainan ketik X, X, segitiga, Bulat, D-Pad atas, bawah, bawah, kiri, kanan, kiri

- Semua pakaian : Selama permainan ketik D-pad atas, atas, bawah, kanan, kiri, kanan, segitiga, Bulat, Kotak, Kotak.



> Cheat membuka peliharaan : Untuk memasukkan salah satu kode di bawah ini pergi ke password dan tekan new password untuk memasukkan kode.

* Warna kucing dan anjing :


Black Dot Cats - code: EEGJ2YRZQQ1IQ9QHA64 Black Dot Dogs - code: EEGJ2YRQZZ1IQ9QHA64 Black Smiley Cats - code: EEGJ2YRQQZ1RQ9QHA64 Black Smiley Dogs - code: EEGJ2YRZQQARQ9QHA64 Blue Bones Cats - code: EEGJ2YRQZZARQ9QHA64 Blue Bones Dogs - code: EEGJ2YRZZZ1IZ9QHA64 Blue Camouflage Cats - code: EEGJ2YRZZQ1IQ9QHA64 Blue Camouflage Dogs - code: EEGJ2YRZZZ1RQ9QHA64 Blue Star Cats - code: EEGJ2YRQQZ1IZ9QHA64 Blue Star Dogs - code: EEGJ2YRQZQ1IQ9QHA64 Green Flower Cats - code: EEGJ2YRZQZAIQ9QHA64 Green Flower Dogs - code: EEGJ2YRQZZ1RQ9QHA64 Navy Hearts Cats - code: EEGJ2YRZQZ1IQ9QHA64 Navy Hearts Dogs - code: EEGJ2YRQQZ1IQ9QHA64 Orange Diagonal Cats - code: EEGJ2YRQQZAIQ9QHA64 Orange Diagonal Dogs - code: EEGJ2YRZQZ1IZ9QHA64 Pink Vertical Strip Cats - code: EEGJ2YRQQQARQ9QHA6 Pink Vertical Strip Dogs - code: EEGJ2YRZZZAIQ9QHA64 White Paws Cats - code: EEGJ2YRQQQ1RQ9QHA64 White Paws Dogs - code: EEGJ2YRZQQ1IZ9QHA64 White Zebra Stripe Cats - code: EEGJ2YRZZQ1IZ9QHA6 White Zebra Stripe Dogs - code: EEGJ2YRZZZ1IQ9QHA64 

* Warna bulu kucing dan anjing :

Blue Cats - code: EEGJ2YRQZZAIQ9QHA64 Blue Dogs - code: EEGJ2YRQQQ1IZ9QHA64 Deep Red Cats - code: EEGJ2YRQQQAIQ9QHA64 Deep Red Dogs - code: EEGJ2YRQZQ1RQ9QHA64 Goofy Cats - code: EEGJ2YRQZQ1IZ9QHA64 Goofy Dogs - code: EEGJ2YRZZZARQ9QHA64 Green Cats - code: EEGJ2YRZQQAIZ9QHA64 Green Dogs - code: EEGJ2YRQZQAIQ9QHA64 Light Green Cats - code: EEGJ2YRZZQ1RQ9QHA64 Light Green Dogs - code: EEGJ2YRZQQ1RQ9QHA64 Neon Green Cats - code: EEGJ2YRZZQAIQ9QHA64 Neon Green Dogs - code: EEGJ2YRZQQAIQ9QHA64 Neon Yellow Cats - code: EEGJ2YRZZQARQ9QHA64 Neon Yellow Dogs - code: EEGJ2YRQQQAIZ9QHA64 Pink Cats - code: EEGJ2YRQZZ1IZ9QHA64 Pink Dogs - code: EEGJ2YRZQZ1RQ9QHA64 Purple Cats - code: EEGJ2YRQQZARQ9QHA64 Purple Dogs - code: EEGJ2YRQQZAIZ9QHA64 

* Pola bulu kucing dan anjing : 

Bandit Mask Cats - code: EEGJ2YRQZZAIZ9QHA64 Bandit Mask Dogs - code: EEGJ2YRQZQARQ9QHA64 Panda Cats - code: EEGJ2YRQZQAIZ9QHA6 Star Cats - code: EEGJ2YRZQZARQ9QHA6 Star Dogs - code: EEGJ2YRZQZAIZ9QHA64 Zebra Stripes Dogs - code: EEGJ2YRZZQAIZ9QHA64

Jumat, 11 Mei 2012



Surga di Telapak Kaki Ibu

Ungkapan tersebut pertama kali saya dapatkan dahulu,waktu masih duduk di SD. Sempat ngga ‘ngeh’. Sampai-sampai saya amati telapak kaki ibu, berharap ada semacam layar TV yang mempertontonkan surga disana.


Seiring berjalannya waktu, akhirnya saya memperoleh pengertian tentang ‘surga di telapak kaki ibu’ (SDTKI). Bahwa sebagai anak kita tidak boleh menyakiti hati ibu. Berbuat durhaka, atau apapun yang menyebabkan ibu marah apalagi menangis. Sebab jika kita sebagai anak sudah berani menyakiti hati ibu, maka kita tidak akan masuk surga. Alias neraka balasannya.


Pengertian ini saya dapatkan di sekolah, pada pelajaran agama. Juga dari buku-buku dan komik-komik. Cerita tentang Malin Kundang yang jadi batu, Si Boncel yang berpenyakit kulit, dan seorang pejuang Islam di jaman Rasulullah SAW yang tersiksa luar biasa dalam menghadapi sakaratul maut karena durhaka kepada ibunya.


Namun kini pengertian saya terhadap SDTKI berubah. Mungkin karena melihat fenomena sekarang yang justru lebih banyak ibu yang durhaka kepada anaknya. Seperti ibu yang membuang bayinya, menganiaya anaknya, berkata super kasar hingga hati anaknya tersakiti, menelantarkan dan masih banyak lagi. Hal ini membuat saya bertanya-tanya dalam hati, apakah ibu yang begini bisa memberi ‘rekomendasi’ anaknya masuk surga? Kalaupun kelak sang anak menjadi anak yang tidak sopan-santun bahkan menyakiti ibunya, saya anggap wajar. Ada sebab, ada akibat.


Saya mencoba melihat dari sisi lain. Sudut pandang seorang ibu yang dititipi amanah olehNya.
Telapak kaki digunakan untuk melangkah. SDTKI katanya.Kemanapun telapak kaki itu dijejakkan, surga berada disana. Jadi, kemanapun si ibu pergi, disanalah surga harus tercipta.


Sederhananya, surga adalah tempat dimana segala kesenangan dan kebahagiaan berada. Jadi dimanapun telapak kaki ibu menjejak, disanalah seharusnya kesenangan dan kebahagiaan bagi anak-anaknya tercipta.


Contoh kecilnya, memberi makanan dengan gizi yang baik, rasa yang enak dengan tampilan menarik. Membuat suasana rumah nyaman. Bermain dan belajar bersama secara menyenangkan.


Itu surga dunia.
Ibu juga harus menciptakan ‘jalan’ bagi anak-anaknya untuk mencapai surga dalam arti sebenarnya. Yaitu kebahagiaan abadi di akhirat sana. Ibu harus memberikan pendidikan agama untuk anak-anaknya. Pemberi contoh pertama bagaimana menjadi hamba Allah yang seharusnya. Mau ngga mau ibu harus jadi uswatun hasanah bagi anak-anaknya.


Dari sejak anaknya membuka mata hingga menutup mata, ibu mempunyai tanggung jawab untuk membahagiakannya. Bukan untuk memanjakannya sepanjang waktu, atau bahkan menuruti segala keinginan anak. Tapi menuntunnya untuk bisa berbahagia di dunia dan akhirat. Berbahagia dalam segala kondisi apapun di dunia. Dengan cara mengajar anak-anaknya selalu bersyukur dengan segala apa yang diperoleh.


Wallahu’alam.Ungkapan tersebut pertama kali saya dapatkan dahulu,waktu masih duduk di SD. Sempat ngga ‘ngeh’. Sampai-sampai saya amati telapak kaki ibu, berharap ada semacam layar TV yang mempertontonkan surga disana.


Seiring berjalannya waktu, akhirnya saya memperoleh pengertian tentang ‘surga di telapak kaki ibu’ (SDTKI). Bahwa sebagai anak kita tidak boleh menyakiti hati ibu. Berbuat durhaka, atau apapun yang menyebabkan ibu marah apalagi menangis. Sebab jika kita sebagai anak sudah berani menyakiti hati ibu, maka kita tidak akan masuk surga. Alias neraka balasannya.


Pengertian ini saya dapatkan di sekolah, pada pelajaran agama. Juga dari buku-buku dan komik-komik. Cerita tentang Malin Kundang yang jadi batu, Si Boncel yang berpenyakit kulit, dan seorang pejuang Islam di jaman Rasulullah SAW yang tersiksa luar biasa dalam menghadapi sakaratul maut karena durhaka kepada ibunya.


Namun kini pengertian saya terhadap SDTKI berubah. Mungkin karena melihat fenomena sekarang yang justru lebih banyak ibu yang durhaka kepada anaknya. Seperti ibu yang membuang bayinya, menganiaya anaknya, berkata super kasar hingga hati anaknya tersakiti, menelantarkan dan masih banyak lagi. Hal ini membuat saya bertanya-tanya dalam hati, apakah ibu yang begini bisa memberi ‘rekomendasi’ anaknya masuk surga? Kalaupun kelak sang anak menjadi anak yang tidak sopan-santun bahkan menyakiti ibunya, saya anggap wajar. Ada sebab, ada akibat.


Saya mencoba melihat dari sisi lain. Sudut pandang seorang ibu yang dititipi amanah olehNya.
Telapak kaki digunakan untuk melangkah. SDTKI katanya.Kemanapun telapak kaki itu dijejakkan, surga berada disana. Jadi, kemanapun si ibu pergi, disanalah surga harus tercipta.


Sederhananya, surga adalah tempat dimana segala kesenangan dan kebahagiaan berada. Jadi dimanapun telapak kaki ibu menjejak, disanalah seharusnya kesenangan dan kebahagiaan bagi anak-anaknya tercipta.


Contoh kecilnya, memberi makanan dengan gizi yang baik, rasa yang enak dengan tampilan menarik. Membuat suasana rumah nyaman. Bermain dan belajar bersama secara menyenangkan.


Itu surga dunia.
Ibu juga harus menciptakan ‘jalan’ bagi anak-anaknya untuk mencapai surga dalam arti sebenarnya. Yaitu kebahagiaan abadi di akhirat sana. Ibu harus memberikan pendidikan agama untuk anak-anaknya. Pemberi contoh pertama bagaimana menjadi hamba Allah yang seharusnya. Mau ngga mau ibu harus jadi uswatun hasanah bagi anak-anaknya.


Dari sejak anaknya membuka mata hingga menutup mata, ibu mempunyai tanggung jawab untuk membahagiakannya. Bukan untuk memanjakannya sepanjang waktu, atau bahkan menuruti segala keinginan anak. Tapi menuntunnya untuk bisa berbahagia di dunia dan akhirat. Berbahagia dalam segala kondisi apapun di dunia. Dengan cara mengajar anak-anaknya selalu bersyukur dengan segala apa yang diperoleh.


Wallahu’alam

40 HADITS MENGENAI KEUTAMA’AN AL-QUR’AN

Hadits ke-1
Yang artinya :D ari Utsman r.a, Rasulullah S.A.W. bersabda, “sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”(H.R: Bukhori, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah)
FAEDAH :
Dalam sebagian besar kitab, hadits ini di riwayatkan dengan menggunakan huruf wa (dan), sebagaiman terjemahan di atas. Dan keutamaan yang di sebutkan menurut terjemahan di atas diperuntukan bagi orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang lain. Namun di dalam beberapa kitab lainnya, ada yang diriwayatkan dengan menggunakan huruf aw(atau), sehingga apabila diterjemahkan akan memiliki arti, “Yang terbaik adalah yang belajar Al-Qur’an saja atau yang mengajarkan Al-Qur’an saja.” Keduanya akan mendapatkan derajat yang utama.
Al-Qur’an adalah inti agama. Menjaga dan menyebarkannya berarti menegakkan agama, sehingga sangat jelas keutamaan mempelajari dan mengajarkannya,walaupun bentuknya berbeda-beda. Yang paling sempurna adalah mempelajarinya, dan akan lebih sempurna lagi jika mengetahui maksud dan kandungannya. Dan yang terendah adalah sekedar mempelajari bacaanya saja. Rasulullah S.A.w menguatkan hadits di atas dengan sebuah hadits dari Sa’id bin Sulaim rah.a. secara mursal bahwa barang siapa mempelajari Al-Qur’an, tetapi ia menganggap bahwa orang lain yang telah di beri kelebihan yang lain lebih utama darinya, berarti ia telah menghina nikmat ALLAH S.W.T. yang di karuniakan kepadanya, yaitu taufik untuk mempelajari Aqur’an.
Sebagaimana akan diterangkan dalam hadits-hadits selanjutnya, Al-Qur’an itu lebih tinggi daripada kalam lainya sehingga diyakini bahwa membaca dan mengajarkannya itu lebih utama daripada segalanya. Disebutkan di dalam hadits lainnya oleh Mulla Ali Qari rah.a., bahwa barang siapa yang menghafal Al-Qur’an , maka ia telah menyimpan ilmu kenabian di dalam kepalanya. Sahal Tustari rah.a. berkata “Tanda-tanda cinta kepada Allah S.W.T. adalah menanamkan rasa cinta terhadap Al-Qur’an di dalam hatinya.” Diterangkan dalam Syarah Al-Ihya bahwa di antara golongan orang yang mendapatkan naungan arsy Ilahi pada hari kiamat yang penuh ketakutan adalah orang yang mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak dan orang yang mempelajari Al-Qur’an ketika kanak-kanak, dan selalu menjaganya pada masa tuanya.
Hadits ke-2
Yang artinya : Dari Abu Sa’id r.a., bersabda Rasulullah S.A.W.,”Rabb Tabaraka wa ta’ala berfirman,’Barang siapa disibukkan dengan Al-Qur’an daripada berdzikir an berdo’a kepada-Ku, niscaya Aku beri ia sesuatu yang terbaik yang aku berikan kepada orang yang meminta kepada-Ku. Dan keutamaan Kalamullah terhadap kalam lainnya seperti keutama’an Allah terhadap makhluk-Nya.”(H.R :Tirmidzi, Darami, Baihaqi).
FAEDAH :
Seseorang yang sibuk menghafal, mempelajari, atau memahami Al-Qur’an sehingga tidak sempat berdo’a, maka ALLAH S.W.T. aka memberinya sesuatu yang lebih utama dari pada yang telah diberikan kepada orang yang berdo’a. Sebagaimana dalam urusan keduniaan , jika seorang akan membagikan kue atau makanan kepada orang banyak , lalu ia memilih seseorang untuk nimembagikannya, maka bagian untuk orang yang bertugas membagikannya akan disisihkan terlebih dahulu. Mengenai kesibukkan orang yang selalu membaca Al-Qur’an telah di sebutkan di dalam hadits lain, bahwa ALLAH S.W.T. akan mengaruniakan pahala kepadanya yang lebih baik daripada pahala orang yang selalu bersyukur.
Hadits ke-3
Yang artinya : Dari Uqbah bin ‘Amir r.a., ia berkata, “Rasulullah S.A.W. keluar dan menemui kami di shuffah. Beliau bersabda, “Siapakah di antara kalian yang suka setiap pagi pergi ke pasar Buthan atau Aqiq, kemudian pulang membawa dua ekor unta betina yang berpunuk besar tanpa berbuat dosa atau memutuskan silaturrahmi?’ Maka kami menjawab, ‘Ya Rasulullah, setiap kami menyukainya,’ Sabda Beliau,’Mengapa salah seorang dari kalian tidak pergi pada pagi hari ke masjid lalu belajar atau membaca dua ayat Al-Qur’an, (padahal) itu lebih baik baginya daripada dua ekor unta betina, tiga ayat lebih baik daripada tiga ekor unta betina, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta betina dan seterusnya, sejumlah ayat yang di baca mendapat sejumlah unta yang sama.”(H.R :Muslim, Abu Dawud).
FAEDAH :
Shuffah adalah sebuah lantai khusus di masjid Nabawi, tempat orang-orang miskin Muhajirin tinggal disana. Jumlah sahabat ahlush-shuffah selalu berubah dari waktu ke waktu. Allamah As-Suyuthi rah.a. telah menulis seratus satu nama sahabat yang tinggal di shuffah, dan ia menulis tentang mereka di dalam risalah tersendiri. Sedangkan Buthhan dan Aqiq adalah nama dua tempat di Madinah sebagai pasar perdagangan unta. Orang arab sangat menyukai unta, terutama unta betina yang berpunuk besar.
Maksud ‘tanpa berbuat dosa’ adalah tanpa suatu usaha. Bukan sebagaimana harta seseorang yang dapat bertambah banyak melalaui pemerasan atau mencuri dari orang lain, atau dari merampas warisan sesama saudara. Oleh sebab itu, Rasulullah S.A.W., menafikan semua cara itu, yaitu tanpa bersusah payah sama sekali atau berbuat dosa. Semua orang tentu senang Ketika memperolehnya, tetapi disebutkan bahwa mempelajari beberapa ayat Al-Qur’an itu lebih baik dan lebih utama daripada mendapatkan semua itu. Hendaknya kita meyakini bahwa seekor atau dua ekor unta sama sekali tidak sebanding, bahkan walaupun dibandingkan dengan satu kerajaan seluas tujuh benua, semua pasti akan di tinggalkan. Jika bukan hari ini tentu pada hari esok, ketika maut menjemput, pasti semuanya terpaksa harus berpisah. Sebaliknya, pahala membaca satu ayat Al-Qur’an akan bermanfa’at selama-lamanya. Dalam urusan keduniaan kita dapat menyaksikan bahwa seseorang yang diberi satu rupiah tanpa beban tanggung jawab apapun akan lebih senang daripada di pinjami seribu rupiah agar disimpan olehnya, tetapi kelak akan di ambil lagi karena ia terbebani amanah tanpa mendapatkan manfaat sedikitpun.
Inti maksud hadits di atas adalah mengingatkan kita akan perbandingan sesuatu yang fana dengan sesuatu yang abadi. Ketika seseoramg diam atau bergerak, hendaknya selalu berpikir apakah dirinya sedang berbuat sesuatu yang sementara dan sia-sia atau sesuatu yang kekal dan bermanfaat? Betapa rugi waktu yang hanya di gunakan untuk mencari bencana yang abadi. Kalimat terakhir di dalam Hadits di atas menyebutkan bahwa jumlah yang sama tetap lebih utama daripada jumlah untanya. Kalimat itu mengandung tiga maksud, yaitu:
  1. Hanya sampai jumlah empat. Masalah ini telah di jelaskan dengan terperinci. Dan selebihnya disebutkan secara umum bahwa semakin banyak ayat itu di baca, akan lebih utama daripada sejumlah unta yang sama. Adapun unta yang dimaksud adalah semua jenis unta, baik jantan maupun betina. Disebutkan hingga jumlah ke empat agar dapat dibayangkan bagaimana jika lebih dari empat.
  2. Jumlahnya sama dengan yang disebutkan dalam hadits diatas, tetapi untanya bergantung pada selera masing-masing. Ada yang menyukai unta betina ada yang menyukai unta jantan. Oleh sebab itu, Nabi S.A.W., menegaskan bahwa satu ayat lebih berharga daripada seekor unta betina. Jika seseorang menyukai unta jantan, artinya lebih baik daripada unta jantan.
  3. Keterangan diatas hanya untuk jumlah tersebut, tidak lebih dari empat. Jika dibandingkan dengan maksud kedua, maka bukan saja lebih baik dari[pada unta betina atau jantan, tetapi lebih baik daripada keduanya. Jelasnya, membaca satu ayat lebih baik daripada sepasang unta jantan dan unta betina. Ayah saya/Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi (nawarullahu Marqadahu) lebih menyetujui pendapat ini, sebab lebih banyak keutamaanya. Walaupun demikian tetap tidak dapat disamakan antara membaca satu ayat Al-Qur’an dengan satu ekor atau dua ekor unta, ini sekedar peringatan dan contoh. Saya/Muhammad Zakariyya/pengarang, telah menjelaskan sebelumnya bahwa satu ayat Al-Qur’an akan memperoleh pahala abadi yang lebih utama dan lebih baik daripada kerajaan seluas tujuh benua yang fana’ ini
Mulla Ali Qari rah.a., menulis tentang seorang syaikh yang sedang bersafar. Ketika tiba di Jeddah, ia diminta oleh para pengusaha kaya agar tinggal lebih lama di tempat mereka, agar dengan keberkahan syaikh, harta dan perniagaan mereka mendapat keuntungan. Maksudnya, para pelayan syaikh juga akan mendapatkan bagian dari keuntungan perniagaanya tersebut. Pada mulanya syaikh menolak tawaran mereka, tetapi setelah didesak terus, akhirnya syaikh berkata, “Berapakah keuntungan tertinggi dari perniagaan kalian?” Jawab mereka, “Penghasilan kami berbeda, setidaknya kami bisa mendapatkan keuntungan dua kali lipat. “kata syaikh, “Kalian telah bersusah payah untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit. Aku tidak menghendaki sesuatu yang sedikit ini, sehingga harus kehilangan shalatku di Majidil-Haram yang pahalanya dilipatkan sampai seratus ribu kali.”
Pada hakikatnya, kaum muslimin hendaknya memikirkan betapa mereka telah mengorbankan keuntungan agama demi mendapatkan keuntungan dunia yang sedikit ini.
Hadits ke-4
Yang artinya : dari Aisyah r.ha., rasulullah S.a.W., bersabda, “Orang yang ahli dalam Al-Qur’an akan bersama para malaikat pencatat yang mulia lagi benar. Dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur’an serta bersusah payah (mempelajarinya), maka baginya pahala dua kali.” (H.R : Bukhori, Muslim, Abu Dawud)
FAEDAH :
Yang disebut ‘orang yang ahli dalam Al-Qur’an ‘ adalah orang yang hafal Al-Qur’an dan senantiasa membacanya, apalagi dengan memahami arti dan maksudnya. Dan yang dimaksud ‘bersama-sama malaikat’ adalah ia termasuk golongan yang memindahkan Al-qur’anul-Karim dari Lauhul Mahfudz dan menyampaikannya kepada orang lain melalui bacaanya. Dengan demikian, keduanya memiliki pekerjaan yang sama. Juga dapat berarti : Ia akan bersama para malaikat pada hari Mahsyar nanti. Dan orang yang terbata-bata membaca Al-Qur’an akan memperoleh dua pahala; satu pahala karena bacaanya, dan satunya lagi karena kesungguhannya mempelajari Al-Qur’an berkali-kali. Tetapi bukan berarti pahalanya akan melebihi pahala ahli Al-Qur’an. Orang yang ahli membaca Al-Qur’an tentu akan memperoleh derajat yang istimewa, yaitu bersama para malaikat khusus. Maksud yang sebenarnya, bahwa dengan bersusah payah mempelajari Al-Qur’an akan menghasilkan pahala ganda, sehingga tidak semestinya kita meninggalkan bacaan Al-Qur’an, walaupun menghadapi kesulitan dalam membacannya.
Mulla Ali Qari rah.a. meriwayatkan dari Thabrani dan Baihaqi, “Barang siapa membaca Al-Qur’an sedangkan ia tidak hafal, maka ia akan memperoleh pahala dua kali lipat. Dan barang siapa benar-benar ingin menghafal Al-Qur’an tetapi tidak mampu, tetapi ia terus membacanya, maka Allah akan membangkitkannya pada hari Mahsyar dengan para Hafizh Al-Qur’an.

Hadits ke-5
Yang artinya : Dari ibnu Umar r.huma, Rasulullah S.A.W. bersabda, “Tidak di benarkan hasad (iri hati), kecuali terhadap dua orang: Seseorang yang dikaruniai oleh Allah (kemampuan menghafal/membaca) Al-Qur’an, lalu ia membacanya pada malam dan siang hari. Dan seseorang yang dikaruniai harta oleh Allah, lalu ia menginfakkanya malam dan siang hari.”(H.R.: Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i).
FAEDAH:
Pada umumnya banyak dinukilkan di dalam Al-Qur’an dan hadits mengenai keburukan hasad, yang hukumnya mutlak dilarang. Sedangkan menurut hadits di atas, ada dua jenis orang yang kita dibolehkan hasad kepadanya. Disebabkan demikian banyak riwayat terkenal mengenai keharamannya, maka alim ulama menjelaskan hasad dalam hadits ini dengan dua maksud :
  1. Hasad dengan makna risyk yang dalam bahasa arab disebut ghibtah. Adapun perbedaan antara hasad dan ghibtah adalah : hasad ialah jika seseorang mengetahui ada orang lain yang memiliki sesuatu, maka ia ingin agar sesuatu itu hilang dari orang tersebut, baik ia mendapatkannya atau tidak. Sedangkan ghibtah ialah seseorang yang ingin memiliki sesuatu secara umum, baik orang lain kehilangan ataupun tidak. Oleh sebab itu, secara ijma’, hasad adalah haram. Dan alim ulama mengartikan makna hadits di atas sebagai ghibtah yang dalam urusan keduniaan dibolehkan, sedangkan dalam masalah agama adalah mustahab (lebih disukai).
  2. Mungkin juga maksudnya digunakan sebagai pengandaian, yaitu seandainya hasad itu boleh, maka hasad terhadap dua hal di atas tentu di bolehkan.
Hadits ke-6
Yang artinya :D ari Abu Musa r.a., Rasulullah s.A.W. bersabda, “Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al-Qur’an seperti jeruk manis, baunya harum, rasanya enak. Perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al-Qur’an seperti kurma, tidak harum tapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Qur’an seperti bunga yang harum, baunya harum tetapi rasanya pahit. Dan perumpamaan munafik yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah pare, tidak berbau dan rasanya pahit.” (H.R.: BUKHORI, MUSLIM, NASA’I, TIRMIDZI).
FAEDAH :
Maksud hadits di atas adalah menunjukkan perbandingan antara sesuatu yang abstrak dengan yang nyata, sehingga dapat lebih mudah dibedakan antara orang yang membaca Al-Qur’an dengan yang tidak membacanya. Padahal jelas bahwa kelezatan tilawat Al-Qur’an jauh berbeda dengan kelezatan apapun di dunia ini, seperti jeruk dan kurma. Tetapi banyak rahasia di balik tamsil hadits di atas yang menjadi saksi terhadap ilmu Nubuwwah dan keluasan pemahaman Nabi S.A.W. Misalnya : jeruk mengharumkan mulut, menguatkan pencernaan, membersihkan lambung, dan sebagainya. Semua manfaat itu secara khusus juga dihasilkan oleh pembaca Al-Qur’an, yaitu mewangikan mulut, membersihkan batin, dan menguatkan keruhanian. Salah satu keistimewaan uiah jeruk lainnya adalah bahwa jin tidak dapat memasuki rumah yang didalamnya terdapat jeruk. Jika hal ini benar, ini merupakan suatu keserupaan khusus pada Al-Qur’an. Saya (Maulana Muhammad Zakariyya) mendengar dari beberapa dokter ahli yang mengatakan bahwa jeruk manis dapat menguatkan ingatan. Dan menurut riwayat Ali r.a. dalam Al-Ihya’ disebutkan bahwa 3 hal dapat menguatkan ingatan : 1). Bersiwak, 2).Puasa, 3) membaca Al-Qur’an.
Dalam penutup hadits di atas, dalam riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa sahabat yang baik adalah seperti penjual minyak kasturi. Meskipun tidak memiliki kasturi, jika berdekatan dengannya akan mendapatkan wanginya. Sahabat yang buruk adalah seperti pandai besi. Meskipun tidak terkena apinya, jika berdekatan dengannya akan terkena asapnya. Oleh sebab itu sangat penting untuk diperhatikan siapakah sahabat dan teman bergaul kita.
Hadits ke-7
Yang artinya : Dari Umar bin khaththab r.a., Rasulullah S.A.W., bersabda, “Sesunguhnya Allah mengangkat derajat beberapa kaum dengan Al-Qur’an ini dan merendahkannya yang lainnya dengannya pula.” (H.R.: Muslim)
FAEDAH :
Barangsiapa yang beriman dan beramal dengan Al-Qur’an, niscaya Allah akan mengangkat derajatnya dan memuliakannya di dunia dan akhirat. Dan Allah menghinakan siapa saja yang tidak mengamalkannya.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan yang artinya : “Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah dan (dengan perumpamaan itu pula) banyak orang yang di beri petunjuk. (Q.S., al-Baqarah :26
Firman Allah yang lain yang artinya : “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang –orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidak menambah bagi orang-orana yang zhalim selain kerugian.”(Q.S.:Al-Isra’ :82erus dalam keadaan
Rasulullah.s.a.w bersabda, “Banyak kaum munafik dari umat ini yang membaca Al-Qur’an.” Dalam Al-Ihya’ disebutkan tentang pernyataan alim ulama bahwa jika seseorang mulai membaca sural Al-Qur’an, maka Malaikat mulai memohonkan rahmat untuknya dan mereka akan dalam keadaan berdo’a untuknya sampai ia selesai membaca Al-Qur’an, tetapi ada pula yang seseorang yang mulai membaca suatu surat Al-Qur’an, namun demikian malaikat mulai melaknatnya sampai ia selesai membaca. Menurut sebagian ulama, terkadang seseorang membaca Al-Qur’an, tapi tanpa disadaria telah memohaon laknat untuk dirinya terus menerus.
Amir bin Watsilah r.a. berkata kepada umar r.a telah mengangkat Nafi’ bin Abdul Harits r.a. menjadi walikota Makkah Mukharromah. Pada suatu ketika, Umar r.a. bertanya kepadanya, “Siapakah yang dijadikan pengurus kawasan hutan?” Ia menjawab,”Ibnu Abza r.a. “Tanya Umar r.a., “Siapakah Ibnu Abza itu?” Jawabnya, “Ia adalah seorang hamba sahaya.” Umar r.a.,bertanya, “Mengapa engkau mengangkat seorang hamba sahaya sebagai pengurus?” Jawabnya, “Ia adalah hamba sahaya yang senang membaca Al-Qur’an.” Mendengar hal itu, Umar r.a. langsung berkata, “Rasulullah S.A.W. bersabda,’Melalui Al-Qur’an , Allah menghinakan banyak orang dan menaikkan derajat banyak orang.’”
Hadits ke-8
Yang artinya : Dari Abdurrahman r.a., dari Nabi s.a.w., “Tiga hal yang akan berada di bawah ‘Arsy Ilahi pada hari kiamat: (1) Al-Qur’an yang akan membela hamba Allah. Ia memiliki zhahir dan batin, (2) Amanah, (3) Silaturrahmi yang akan berseru, “Ingat, siapa yang menghubungkan aku, A;;ah swt akan menghubunginya. Dan siapa yang memutuskanku, Allah akan memutuskannya.” (Dari Syarhus Sunah).
FAEDAH:
Maksud ‘Tiga hal yang akan berada di bawah ‘Arsy adalah kesempurnaan kedekatan kepada Allah, yaitu sangat dekat dengan ‘Arsy Allah swt.. Maksud ‘membela hamba Allah’ adalah orang yang memuliakan Al-Qur’an, memuliakan hak-haknya, mengamalkan isinya. Al-Qur’an pasti akan membelanya di hadapan Allah swt. Dan akan mensyafaatinya serta menaikan derajatnya. Mulla Ali Qari rah.a. meriwayatkan dari Tirmidzi bahwa Al-Qur’an akan memohon kepada Allah swt. Agar memberikan pakaian kepada orang yang menunaikan hak-hak Al –Qur’an , maka Allah memberinya mahkota kemuliaan. Kemudian Al-Qur’an meminta tambahan lagi, lalu Allah mengaruniakan kepadanya seluruh pakaian kemuliaan. Al-Qur’an pun berkata, “Ya Allah, ridhailah ia, “maka Allah swt, pun menyatakan keridhaan-Nya kepadanya.
Jika kita memperoleh ridha dari orang yang kita cintai di dunia ini, rasanya tidak ada kenikmatan yang lebih besar dari pada itu. Demikian juga di akhirat, kenikmatan manakah yang dapat mengalahkan ridha Allah swt., Kekasih kita? Dan mereka yang tidak memenuhi hak-hak Al-qur’an, Al-Qur’an akan menuntutnya, “`apakah engkau sudah menghormatiku? Apakah engkau sudah memenuhi hak-hakku?” Tertulis dalam Syarah Ihya bahwa hak Al-Qur’an adalah di khatamkan 2 kali dalam setahun. Maka mereka yang melalaikan Al-Qur’an hendaknya memikirkan masalah ini, yakni bagaimanakah kita menjawab tuntutan yang sekeras ini? Padahal maut itu pasti datang, dan tidak ada tempat untuk lari darinya. Adapun maksud ‘ia memiliki zhahir dan batin’, zhahir maksudnya adalah membaca Al-Qur’an yang dapat dipahami oleh semua orang. Dan batin maksudnya adalah makna Al-Qur’an yang tidak dapat dipahami tentang isi Al-Qur’an, maka ia telah melakukan kesalahan walaupun pendapatnya itu benar.” Sebagian ulama berkata bahwa maksud ‘zhahir Al-Qur’an ‘ adalah lafazh-lafazh Al-Qur’an yang dapat dibaca oleh semua orang. Sedangkan batin Al-Qur’an adalah makna atau tujuan Al-Qur’an yang dapat dipahami menurut keahlian masing-masing.
Ibnu Mas’ud r.a. berkata, “Jika kita ingin memperoleh ilmu, pikirkanlah dan renungkanlah makna-makna Al-Qur’an, karena di dalamnya terkandung ilmu orang-orang terdahulu dan sekarang. Namun untuk memahaminya, kita mesti menunaikan syarat dan adap-adapnya terlebih dahulu.” Jangan seperti pada zaman kita sekarang ini. Hanya bermodalkan pengetahuan tentang beberapa lafazh bahasa arab, bahkan sekedar melihat terjemahan Al-qur’an, seseorang berani berpendapat mengenai Al-Qur’an. Alim ulam berkata, “Dalam menafsirkan Al-Qur’an diperlukan keahlian dalam 15 bidang ilmu.” Saya(pengarang buku) akan meringkas ke 15 ilmu tersebut semata-mata agra di ketahui bahwa tidak mudah setiap orang dapat memahami makna batin Al-Qur’an ini.
  1. Ilmu Lughat (filologi)
Yaitu ilmu untuk mengetahui arti setiap kata Al-Qur’an. Mujahid rah.a berkata, “Barangsiap beriman kepada Allah dan hari akhirat, ia tidak layak berkomentar tentang ayat-ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui ilmu Lughat. Sedikit pengetahuan tentang ilmu lughat tidaklah cukup karena kadangkala satu kata mengandung berbagai arti. Jika hanya mengetahui satu atau dua arti, tidaklah cukup. Dapat terjadi, yang dimaksud kata tersebut adalah arti yang berbeda.
  1. Ilmu Nahwu (tata bahasa).
Sangat penting mengetahui ilmu nahwu, karena sedikit saja i’rab (bacaan akhir kata) berubah akan mengubah arti kata tersebut. Sedangkan pengetahuan tentang ilmu i’rab hanya didapat dalam ilmu nahwu.
  1. Ilmu Sharaf (perubahan bentuk kata).
Mengetahui ilmu sharaf sangat penting, karena perubahan sedikit bentuk suatu kata akan mengubah maknanya. Ibnu Fariz berkata, “Jika seseorang tidak mendapatkan ilmu sharaf, berarti ia telah kehilangan banyak sekali.” Dalam Ujubatut-Tafsir, Syaikh Zamakhsyari rah.a. menulis bahwa ada seseorang yang menerjemahkan ayat ( Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 71) Karea ketidaktahuannya dalam ilmu sharaf, ia telah mengartikan ayat tersebut seperti ini: “Pada hari ketika manusia di panggil dengan ibu-ibu mereka.” Ia mengira bahwa kata ’imam’ (pemimpin) adalah bentuk mufrad (tunggal), sebagai jama’ dari kata ‘umm’ (ibu). Jika ia memahami ilmu sharaf, tidak mungkin ia akan mengartikan ‘imam’ sebagai ibu-ibu.
  1. Ilmu Isytiqaq (akar kata).
Mengetahui Ilmu Isytiqaq sangatlah penting. Dengan ilmu tersebut dapat diketahui asal-usul kata. Ada beberapa kata yang berasal dari dua kata yang berbeda, sehingga berbeda makna. Seperti kata ‘masih’ berasal dari kata ‘masah’ yang artinya menyentuh atau menggerakkan tangan yang basah ke atas, atau juga berasal dari kata ‘masahat’ yang berarti ukuran.
  1. Ilmu Ma’ani (susunan).
Ilmu ini sangat penting di ketahui. Dengannya, susunan kalimat dapat di ketahui dengan melihat maknanya.
  1. Ilmu Bayaan
Yakni ilmu yang mempelajari makna kata zhahir dan yang tersembunyi, juga mempelajari kiasan serta permisalan kata.
  1. Ilmu Badi’
Yakni ilmu yang mempelajari keindahan bahasa. Ketiga bidang ilmu di atas juga disebut sebagai cabang ilmu balaghah, yang sangat penting dimilki oleh ahli tafsir. Al-qur’an adalah mukjizat yang agung. Dengan ilmu-ilmu diatas, jemukjizatan Al-Qur’an dapat diketahui.
  1. Ilmu Qira’at.
Ilmu ini sangat penting di pelajari, karena perbedaan bacaan dapat mengubah makna ayat. Ilmu ini membantu menentukan makna paling tepat di antara makna-makna suatu kata.
  1. Ilmu Aqa’id
Ilmu ini sangat penting di pelajari, ini mempelajari dasar-dasar keimanan. Kadangkala ada satu ayat yang arti zhahirnya tidak mungkin di peruntukkan bagi Allah swt. Untuk memahaminya diperlukan takwil ayat itu, seperti dalam surat Al-Fath ayat 10.
  1. Ilmu Ushul Fiqih.
Mempelajari ilmu ushul fiqih sangat penting. Dengan ilmu ini dapat di ambil dalil serta penggalian hukum suatu ayat.
  1. Ilmu Asbabun-Nuzul
Ilmu untuk mengetahui sebab-sebab turunnya ayat Al-Qur’an. Dengan mengetahui sebab-sebabnya, kadangkala maksud suatu ayat bergantung pada pengetahuan tantang asbabun-nuzulnya.
  1. Ilmu Nasikh Mansukh.
Dengan ilmu ini dapat dipelajari suatu hukum yang sudah dihapus dan hukum yang masih tetap berlaku.
  1. Ilmu Fiqih.
Ilmu ini sangat penting dipelajari. Dengan menguasai hukum-hukum yang rinci akan mudah mengetahui hukum global.
  1. Ilmu Hadits.
Ilmu untuk mengetahui hadits-hadits yang menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.
  1. Ilmu Wahbi.
Ilmu khusus yang diberikan oleh Allahswt., kepada hamba-Nya yang istimewa. Sebagaimana sabda Nabi saw.,yang artinya :”Barangsiapa yang mengamalkan apa yang ia ketahui, maka Allah akan memberikan kepadanya ilmu yang tidak ia ketahui.”


BERBAKTI KEPADA IBU
Setelah sebelumnya Imam Al Bukhari rahimahullah membawakan ayat dan hadits tentang berbakti kepada kedua orangtua secara umum. Beliau lanjutkan dengan membuat bab tentang bakti kepada ibu sebelum bab berbakti kepada ayah.
Hal ini sesuai tuntunan Al Qur’an dan hadits yang mengutamakan ibu atas bapak. Allah Ta’ala menjelaskan kepada kita, bahwa peran ibu lebih  besar dalam hal perjuangan dan kesabarannya di dalam kehidupan ini dibanding  ayah. Oleh karena itu Allah menyebutkan ibu secara khusus, untuk mengingatkan  bahwa hak ibu lebih besar dibanding hak ayah. Hal ini disebabkan ibu yang mengandung janin di dalam perutnya selama Sembilan bulan; dan dialah yang memberinya segala kebutuhannya berupa makanan dan lain-lain dari darah dan dagingnya.
Janin terbentuk di dalam dan dari padanya. Dia makan dan bernapas untuk janinnya dan dirinya sendiri, dia memberikan kesehatan dan kekuatannya kepada janin, sekalipun dia sendiri sangat lemah. Karena itu Allah Ta’ala berfirman, “Dan Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orangtua ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada kedua ibu-bapakmu. Hanya kepadaKulah kembalimu’. (Lukman : 14)
Ibu mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan berlipat ganda. Setelah dilahirkan, bayi tidak terpisah dari ibunya, bahkan setelah itu ia senantiasa membutuhkannya, menetek dan makan dari ibunya. Setelah bersalin, sang ibu terus memberinya sebagian kesehatannya, sebagaimana memberinya makan sebelum itu. Jika demikian bagaimana ibu tidak lebih utama dibanding bapak?
Memang bapak merasa payah karena memperhatikan kepentingan anak-anaknya, tetapi dia tidak merasakan penderitaan seperti yang dirasakan oleh ibu.
Ibu tidak suka derita dan siksaan bersalin, tetapi menerimanya karena cintanya pada anak, oleh sebab itu Allah Yang Maha Bijaksana berfirman, “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah (pula)”. (Al Ahqoq : 15)
Ibu mencintai anak, tetapi tidak mencintai penderitaan. Adapun bapak tidak benci kepada pekerjaan, malam di dalamnya Ia mendapatkan kesenangan dan keuntungan. Karena manusia memiliki fitrah cinta kepada keuntungan. Lebih dari itu, ibu memelihara anak, baik yang bersifat badaniah maupun adabiah, dan mempunyai andil dalam mendidiknya. Dialah sekolah pertama bagi anak; dialah yang mengarahkan, mendidik, dan mengajari bersopan santun; dialah yang selalu mengawasinya …[1].
JAZAAKILLAH KHOIROL JAZA’ DUHAI IBUKU …
Ibu ..kata pertama yang kuucapkan ketika mulai belajar berbicara.
Kalimat paling indah yang pernah kulang2 …
Ingin rasanya kutuangkan ungkapan terima kasih dan sebuah pengakuan kepada ibuku.
Sebuah pengakuan dan terima kasih kepada ibuku yang kuyakini telah berjasa kepadaku setelah anugerah dan rahmat Allah Ta’ala.
Apapun yang kukatakan, dan apapun yang  kulakukan, takkan bisa aku membalas jasamu duhai ibuku.
aku takkan melupakan haribaanmu yang penuh kasih sayang
Takkan kulupa malam-malam yang engkau lalui tanpa memejamkan mata sepicingpun.
Dan hari-harimu yang penuh dengan keletihan.
aku tidak lupa ketika kita semua berkumpul mengelilingi hidangan makan di atas tikar pandan, lalu engkau mendahulukan kami dari pada dirimu dengan segala macam makanan dan minuman yang lezat dan enak..bahkan setelah kami mulai tumbuh besar engkaupun masih rela menyuapkan makanan ke mulut kami …
Betapa lelahnya engkau wahai ibu, ketika kami terlambat pulang di malam hari karena bermain, seluruh penghuni rumah telah lelap tinggallah engkau menahan kantuk menanti kepulangan kami.
Dulu, engkau takut dan khawatir ketika kami bermain ditepi sungai..aku ingat, engkau pernah marah ketika aku bermain ditepian sungai lalu memukulku, ketika itu aku belum mengerti kenapa engkau begitu marah. Tatkala aku besar dan dewasa, anakmu ini mengerti. Semua itu engkau lakukan karena engkau mengkhawatirkan keselamatan aku anakmu!!
Aku tidak akan lupa, ketika aku beranjak remaja dan pergi merantau untuk menuntut ilmu engkau ikut bersusah payah bekerja, menumbuk tepung membuat kue dan berjualan mengumpulkan uang dari sana dan sini untuk membantu pendidikan kami anak-anakmu.
Ya Allah .. rahmatilah ibuku
Betapa letihnya diriku ketika pulang liburan kemudian datanglah saat untuk kembali ketempat perantauan ..hatiku serasa terputus-putus ketika engkau berkata kepadaku, “Mungkin ketika engkau nanti kembali lagi engkau tidak melihatku lagi …”.
Alangkah sedih hatiku, setelah bertahun-tahun aku tidak pulang, ketika pertama kali aku berdiri di hadapanmu engkau katakan, “Ini bukan anakku”. Karena kondisi dan penampilanku yang tidak seperti engkau bayangkan …
Tak kuasa diriku menahan air mata  mendengarnya, membuatku tersungkur memeluk kakimu dan ketika tanganmu membelai kepalaku serasa tetesan-tetesan embun memadamkan kesedihan dan mengobati kerinduan hati.
Setelah perjalanan panjang yang kulalui jauh darimu, akupun pulang ..engkau telah beranjak tua dan lemah. Sungguh engkau telah berikan untukku dan saudara-saudaraku tahun-tahun terindah dan paling manis dalam hidupmu.
Berapa sering engkau membela kami. Entah berapa banyak pengorbananmu untuk kami. Engkaulah yang telah menanggung keresahan dan kegundahan kami, engkau selalu berusaha mewujudkan keinginan kami sekalipun kami telah besar.
Dulu dipanggil fulan .. dan hari hari ini orang memanggilku ustadz fulan..semua itu demi Allah tidak lain dan tidak bukan karena anugerah Allah semata kemudian karena jasamu ibu. aku ini demi Allah tidak lain dan tidak bukan adalah satu dari sekian banyak buah kebaikanmu ibu. Semoga Allah membalas kebaikanmu dengan sebaik-baik pahala
Wahai pemilik senyuman yang tulus, wahai pemilik hati yang dermawan dan penuh kasih sayang
Untukmu aduhai bunga yang tak pernah layu
Untukmu wahai mata air yang bening
Untukmu yang telah mengusap air mataku
Untukmu yang telah membasuh kotoranku
Yang telah menyuapkan makan dan minum dengan tangannya kemulutku
Untukmu yang telah menjadikan haribaannya sebagai ketenangan bagiku
Matanya yang selalu mengawasiku
kuhadiahkan untai kata dan rangkai kalimat  ini untukmu dan  semoga Allah membalas segala budi baikmu dengan sebaik-baik balasan.
Ya Allah jagalah ibuku dengan penjagaanMu, panjangkanlah umurnya, perbaikilah amalannya, dan tutuplah usianya dengan amal sholeh dijalanMu.
Ibu .. kalaulah umurmu ditanganku ingin menambahkannya sekalipun aku harus binasa karenanya.
Ibu .. kalau aku kuasa, kan  kuangkat engkau setinggi-tingginya hingga ke langit.
Demi Allah tidak akan ada yang bisa memberikan hakmu dengan sempurna kecuali Allah Ta’ala.
IBU .. TAHUKAH ENGKAU SIAPA ITU IBU?
Dia adalah contoh kasih sayang yang hidup di tengah kita, tidak ada yang memandangnya dengan penghormatan dan penghargaan melainkan orang-orang yang dikasihi Allah. Ibu adalah laksana batu karang kesabaran. Gambaran hidup bagi sifat pema’af dan lapang dada.
Seseorang bercerita, “Sekarang aku baru mengetahui arti ungkapan sebagian orang ‘mendengar bukan seperti menyaksikan’. Aku banyak mendengar ragam ungkapan tentang besarnya keutamaan seorang ibu. Sama seperti yang lainnya, aku mendengar semua itu tapi hanya sebatas lewat ditelinga. Terkadang ungkapan yang indah menggetarkan perasaanku. Kadangkala aku mengangguk-angguk kagum mendengar bait-bait syair yang indah kemudian tidak tampak wujudnya dalam kehidupan nyata.
Akan tetapi Allah mengingikan kebaikan untukku, ketika aku dapatkan diriku mengikuti fase-fase perkembangan kehamilan istriku selangkah demi selangkah.
Dan ketika ia memasuki bulan yang kesembilan lebih sedikit. Aku bayangkan diriku adalah bayi meringkuk di dalam rahim itu. Aku terus mengikuti dan mengawasi .. aku mulai merasakan sebagian makna-makna tersebut yang sering aku dengar ..tentang keutamaan seorang ibu.
Aku telah melihat  dan melihat sesuatu hal yang luar biasa, membuat kepala menggeleng-geleng, hati tersentuh dan mata menangis. Sejak itu aku benar-benar yakin bahwasanya ibu wanita yang agung ini, manusia tidak akan pernah bisa membalas jasa dan budi baiknya sepanjang masa.
Betapapun indahnya untai kata sebuah puisi dan rangkai kalimat nan lembut sebuah sya’ir
Demi Allah  tidak akan ada yang bisa membalas kebaikannya kecuali Allah semata. Diakhir bulan yang kesembilan itu ..apa yang aku saksikan!! Aku memohon rahmatMu ya Allah ..apakah sanggup seorang manusia menanggung semua kepedihan dan rasa sakit itu??!! Aku melihatnya menanggung semua itu dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Aku melihatnya dan mendengarnya dan ia tidak sadar ketika ia mengerang kesakitan aku merasakan panasnya pedih yang dirasanya berpindah langsung ke dalam hatiku. Aku berusaha berjuang melawan diriku agar mataku tidak mempermalukanku. Kemudian tidak beberapa lama, aku dikejutkan lagi oleh dirinya yang tersenyum melupakan kepedihan dan rasa sakit itu, seraya menunjuk ke perutnya ia berkata, “Aku sangat mencintaimu bayiku, aku rindu untuk melihatmu”. Maha suci Allah yang melimpahkan kesabaran kepadanya untuk menanggung kepedihan yang bersambung dengan ruhnya.
Engkau melihatnya apabila bergerak merasa pedih, apabila duduk merintih, apabila berbaring meringis, apabila berjalan letih, apabila berusaha tidur untuk rehat sejenak tidak sanggup. Dia tidak bisa berbolak-balik di tempat tidurnya seenaknya seperti sebelum ia mengandung bayi itu. Namun begitu ia masih saja sibuk dengan mengatur, membersihkan, merapikan dan mengurus urusan rumah. Serta mengasuh anak-anaknya yang masih kecil; memberi makan, memandikan dan menidurkan mereka. Itu semua dilakukannya sendiri bagaikan mengangkat sebuah gunung.
Dan setelah itu  ia masih berujar kepada kesabaran dengan tersenyum, “hai sabar, ambillah pelajaran dariku. Hai sabar, ambillah pelarajan dariku”.
Cobalah dirimu menjadi seorang ibu. Apakah sanggup seorang laki-laki untuk tinggal bersama seorang bayi usia dua atau tiga tahun sepanjang hari kalau tidak dia akan menyumpah serapah atau memaki dirinya sendiri karena kesal atau menyesal.
Demi Allah, hanya seorang ibu saja yang sanggup menanggung itu dengan ridho, rela dan senyuman.
Alangkah indahnya pemandangan ketika seorang ibu duduk dan di sekelilingnya duduk pula anak-anaknya yang masih kecil, tak obahnya anak-anak burung yang membuka paruhnya supaya ibunya menyuapkan makanan …
Sang ibu membujuk ini untuk makan, bercanda dengan yang lainnya sambil menyuapkannya, dan memberi minum anaknya yang lain setelah berulangkali merayunya. Serta tertawa dengan yang paling kecil agar mau menyantap makanannya.
Semua itu ia lakukan  sambil duduk ditengah-tengah mereka dengan posisi yang tidak mengenakkan, hampir-hampir saja seluruh persendiannya menjerit, mengaduh menahan sakit. Namun begitu ia tetap tersenyum dan memberi semangat anak-anaknya agar mau makan.
Kemudian tiba-tiba ia menjerit pelan, ia baru saja menerima tendangan bayi di dalam perutnya maka ia segera memperbaiki posisi duduknya, setelah itu ia kembal itersenyyum seolah-olah tidak pernah terjadi sesuatu.
Lantas, janinnya kembali memberikan pukulan dan tendangan lagi seolah-olah ia berkata kepada ibunya, “Aku disini ibu”.
Sang ibu gembira dengan pukulan dan tendangan janinnya, sedangkan janinnya tidak membiarkannya beristirahat barang sejenak. Apabila tidak terasa gerakan janinnya ia takut dan cemas, apabila bergerak ia gembira dan senang.
Subhanallah, beragam rasa sakit dan derita yang saya kira kalau ditimpakan kepada seorang laki-laki berotot barangkali ia akan menjerit sampai terdengar oleh tetangga-tetanggannya.
Adapun dia, tetap  sabar mengharapkan ridho Allah, bahkan tersenyum dan tertawa.
Semoga rahmat Allah untuknya, ramat Allah atasnya dan rahmat Allah bersamanya.
Apakah engkau mengira sakit dan pedih itu berakhir sampai disitu saja?!
Alangkah mulianya engkau ibu …
Apabila telah lewat usia kandungan Sembilan bulan, dan telah dekat saat keluarnya janin ke dunia, datanglah musibah itu. Si janin tidak ingin tinggal lagi dirahim ibunya, tapi dia tidak juga keluar dengan sukarela ke dunia fana ini. Ketika itulah rasa sakit yang tidak tertahankan, derita yang tidak ringan. Kemudian sering pula janin tidak keluar kecuali dengan paksaan, sehingga kadang daging harus disayat, perut dibelah atau divakum .. kemudian rasa sakit kian bertambah ketika janin mulai keluar ..darah berpacu dengan janin dan kematian  serasa di ambang mata, terkadang kematian yang lebih dahulu dan si ibupun mati sementara janinnya yang hidup. Apabila sang ibu dikaruniahi usia yang panjang ia sadar setelah menghadapi kondisi yang berat ini, lalu apabila ia melihat bayinya terbaring disisinya, ia pun tersenyum .. hilang rasa sakit, lupa derita yang baru saja dilaluinya.
Ya Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang, alangkah menakjubkannya kasih sayang seorang ibu dan kerinduan kepada bayinya. Ia berjuang menghadapi rasa sakit dan kematian kemudian ia berangan-angan rela mati untuk kehidupan bayinya.
Ibu …
Kalaulah bintang gemintang memancarkan sinarnya menerangimu
Kalaulah semua burung-burung bernyanyi menyenandungkan namamu
Kalaulah angin lembut bertiup menaburkan butiran embun nan bening dan wangi dipangkuanmu
Semua itu tidak cukup untuk membalas jasamu ibu.
عن أنس قال : ارتقى النبي على المنبر درجة فقال آمين ..ثم ارتقى الثانية فقال آمين ..ثم ارتقى الثالثة فقال آمين ..ثم استوى فجلس فقال أصحابه : علامَ أمنت يا رسول الله ؟!..فقال : (( أتاني جبريل فقال : رغم أنف امرئ ذُكرت عنده فلم يصلِ عليك ، فقلت : آمين ثم قال : ورغم أنف امرئ أدرك أبويه ولم يدخل الجنة…”
Dari Anas rodhiyallahu ‘anhu ia menuturkan, Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama naik ke tangga pertama mimbar maka belia mengucapkan amin, kemudian naik ke anak tangga ke dua seraya lalu mengucapkan amin, kemudian naik ke anak tangga yang ketiga lalu mengucapkan amin. Kemudian duduk di atas mimbar. Maka sahabat-sahabatnya berkata, “Apa yang engkau aminkan hai Rasulullah? Beliau berkata, “Jibril mendatangiku, lalu ia berkata, ‘Celaka orang yang disebutkan namamu dihadapnnya lalu ia tidak bersholawat atasmu, maka aku mengucapkan amin. Kemudian ia berkata, ‘Celaka orang yang mendapatkan kedua orangtuanya dan ia tidak masuk surga …”. (Shohih dengan syawahidnya, Fadhlush Sholah ‘alan Nabi tahqiq Syaikh Al Albany, hal; 30).
Ibu …
karena kemuliaanmu kening tertunduk hina di depanmu
namamu semerbak mewangi, haribaanmu menghangati jiwaku
Allah yang  Maha Tinggi lagi Mulia menjagamu.
Kepadamu ibuku, aku rindu
Ridhomu atasku bagai hembusan angin nan sejuk menghapus dukaku
Kasihmu duhai ibu, penawar luka-lukaku
Peliru lara sepanjang umurku dan tempat bernaungku
Dan setelah kepada Allah, kepadamulah aku mengadu
Kala problema merundungku
Dengan do’amu duhai ibu sirna segala kesusahanku
Do’amu laksana jalan bagi hatiku
Wahai ibuku, engkaulah yang membuat indah hidupku
Bunga-bunga nan indah mekar dan mata air yang tak pernah berhenti mengaliriku
Tak dapat kuhitung malam-malam yang kau lalui tanpa memejamkan matamu
Dan hatimu bersedih ketika aku pergi meninggalkanmu
Teruslah ibu menjadi pelita yang bagiku.
Agar aku bisa berbakti kepadamu.
Mari kita mulai mempelajari hadits dalam bab ini
3. HADITS KETIGA :
عن بهر بن حكيم عن أبيه عن جده قلت : يا رسول الله من أبر قال أمك قلت من أبر قال أمك قلت من أبر قال أمك قلت من أبر قال أباك ثم الأقرب فالأقرب
قال الشيخ الألباني : حسن
Dari Bahz bin Hakim dari ayahnya dari kakeknya, aku berkata, “Hai Rasulullah, siapa yang lebih berhak untuk saya berbakti kepadanya. Beliau shollallahu ‘alaihi wa sallama berkata, “Ibumu”. Aku berkata lagi : setelah itu siapa lagi? Beliau menjawab : ibumu. Aku berkata : siapa lagi? Beliau menjawab : ibumu. Aku berkata : kemudian siapa lagi? Beliau menjawab : ayahmu, kemudian yang paling dekat lalu yang paling dekat”.[2]
SYARAH HADITS:
Hadits yang mulia ini menunjukkan besarnya hak seorang ibu atas anaknya, yang mana Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama menjadikan baginya tiga hak :
Pertama : karena seorang ibu bersabar atas kesusahan dan kelelahan.
Kedua : merasakan kesusahan dalam mengandung, melahirkan, menyusui, mengayomi.
Ketiga : memberikan didikan secara khusus yang tidak dilakukan oleh seorang ayah.
Lalu Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama menjadikan untuk ayah satu hak saja sebagai balasan bagi nafkah, didikan, dan pengajarannya, serta apa yang berkaitan dengan itu.
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Dalam hadits ini terdapat anjuran berbuat baik kepada kerabat. Dan ibu yang paling berhak mendapatkan perilaku baik itu, lalu ayah, menyusul kerabat yang paling dekat, lalu yang paling dekat. Para ulama berkata, sebab didahulukannya ibu adalah karena ibu bersusah payah, lebih besar kasih sayang dan pelayanannya. Ibu menanggung berbagai kesulitan saat mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik, melayani, mengobati anak ketika sakit dan lain sebagainya.
Al Haris Al Muhasiby menukilkan ijma’ ulama bahwa ibu lebih berhak mendapatkan perlakuan baik dari pada ayah. Dan Al Qodhi ‘Iyadh menuturkan, ada perbedaan pandangan ulama dalam masalah itu. Jumhur (mayoritas) ulama berpendapat ibu lebih diutamakan ..(kemudian lanjut beliau) dan yang benar adalah pendapat pertama (jumhur) karena hadits-hadits ini sangat tegas menunjukkan kepada makna tersebut”.[3] Wallahu A’lam.
PELAJARAN HADITS :
  1. Kewajiban berbakti/berbuat baik kepada kedua orangtua dan haramnya kedurhakaan kepada keduanya.
  2. Ridho dan hak ibu didahulukan dari ridho dan hak ayah.
  3. Anjuran berbuat baik kepada karib-kerabat sesuai urutan yang terdekat dengan kita. Terkadang seseorang bingung ketika hendak berbuat kebaikan kepada karib kerabatnya, siapa yang harus didahulukan. Maka hadits ini adalah jawabannya, yaitu didahulukan yang paling dekat hubungannya
4. HADITS KEEMPAT :
عن بن عباس : أنه أتاه رجل فقال أنى خطبت امرأة فأبت أن تنكحني وخطبها غيرى فأحبت أن تنكحه فغرت عليها فقتلتها فهل لي من توبة قال أمك حية قال لا قال تب إلى الله عز و جل وتقرب إليه ما استطعت فذهبت فسألت بن عباس لم سألته عن حياة أمه فقال أنى لا أعلم عملا أقرب إلى الله عز و جل من بر الوالدة
قال الشيخ الألباني : صحيح
Dari Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata : bahwasanya aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata : apakah ibumu masih hidup? Ia menjawab : tidak. Ibnu Abbas berkata : bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu. Atho’ bin Yasar berkata : maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya? Maka beliau berkata :  aku tidak mengetahui amalan yang paling dekat kepada Allah ‘Azza wa Jalla selain dari  berbakti kepada ibu”.[4]
SYARAH HADITS :
Berbuat baik kepada ibu adalah ibadah yang sangat agung, bahkan dengan berbakti kepada ibu diharapkan bisa membantu taubat seseorang diterima Allah Ta’ala. Seperti dalam riwayat di atas, seseorang yang melakukan dosa sangat besar yaitu membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas apakah ia masih bisa bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai seorang ibu, karena menurut beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah amalan paling dicintai Allah sebagaimana sebagaimana membunuh adalah termasu dosa yang dibenci Allah.
Pernah seseorang mendatangi Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallama lalu ia berkata,
يا رسول الله أذنبت ذنبا عظيما ذنبا عظيما  ؟ قال هل لك من أم ؟ قال لا . قال وهل لك من خالة ؟ . قال نعم . قال برها
“Hai Rasulullah sesungguhnya aku telah melakukan dosa yang besar apakah aku bisa bertaubat?” Maka beliau menjawab, “Apakah engkau punya dua orangtua”ia menjawab, “Tidak” Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama bertanya lagi, “Apakah kamu punya Khoolah (bibi dari jalur ibu)?” Ia berkata, “Ya”. Nabi bersabda, “Maka berbuat baiklah kepadanya”.[5]
Di dalam surat Al Furqon Allah Ta’ala menyebutkan tiga dosa paling besar yaitu; syirik, membunuh dan zina, kemudian Allah sebutkan azab bagi pelakunya yaitu; kehinaan dan azab yang berlipat ganda di akhirat.
Kemudian Allah Ta’ala berfirman, “kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[6]
Kesimpulannya, berbuat baik kepada ibu adalah amal sholeh yang sangat bermanfa’at untuk menghapuskan dosa-dosa dan jalan untuk masuk surga.
PELAJARAN HADITS :
  1. Bolehnya laki-laki meminang wanita yang hendak dinikahinya.
  2. Wanita yang dipinang boleh menolak jika ia tidak suka atau ridho kepada laki-laki yang meminangnya.
  3. Pelaku dosa besar seperti pembunuh, dinasehati agar bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah sekuat kemampuannya.
  4. Dalam riwayat ini pelaku pembunuhan mengaku kepada Ibnu Abbas bahwa ia telah membunuh. Lantas kenapa Ibnu Abbas tidak menegakkan hukum had atasnya? Jawabannya : karena hukum had adalah kewajiban pemerintah untuk menegakkannya.
  5. Bakti kepada ibu mendekatkan pelaku maksiat kepada Allah Ta’ala melebihi keta’atan lain.[7] (Wallahu A’lam bish Showaab)

[1] Lebih luas tentang bakti kepada ibu silahkan membaca : Wahai Ibu Ma’afkan Anakmu, oleh Abuz Zubair Hawaary, cet. Daarul Falah Jakarta.
[2] Dikeluarkan oleh Ahmad di Al Musnad (2/5), Abu Dawud di Al Adab Bab Birrul Waalidain (5139), At Tirmidzi di Al Birr wash Shilah Bab. Ma Ja-a fi Birril Waalidain (7981), dinyatakan hasan oleh Al Albany, lihat Al Irwa’ (837, 2170).
[3] Syarah Shohih Muslim (16/102).
[4] Hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syu’abul Iman (7313), dan Syaikh Al Albany menshohihkannya, lihat As Shohihah (2799).
[5] Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shohihnya (2/177), Al Hakim dan Ibnu Hibban berkata, “Hadits ini shohih menurut syarat Syaikhoini, namun keduanya tidaki mengeluarkannya”. (4/171, no. 7261) Imam Ahmad di Al  Musnad (2/13).
[6] Al Furqon : 70.
[7] Idho-aat min Rosy-syil Barad oleh Suhail Umar Abdullah Suhail Asy Syariif dan Silsilah Al-Adabul Mufrod oleh Hani Hilmy.